Sabtu, 15 Desember 2007

BURUH KERJA

ADA APA DENGAN PARA PEKERJA KITA ???

Indonesia sekarang sedang menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai pada tahun 1997, ini memberikan dampak sosial yang sangat berarti, salah satunya adalah adanya pemutusan hubungan kerja secara massal pada industri-industri yang dinyatakan sudah tidak efektif dan efesien lagi.
Oleh karena itu sebagai akibat dari pemutusan hubungan kerja secara massal tersebut ada kecenderungan peningkatan jumlah penduduk yang miskin di Indonesia (Indonesia dalam angka, 2000).
Di masa lalu salah satu “keunggulan” industri tekstil Indonesia untuk bersaing di pasar dunia adalah upah buruh yang rendah. Keunggulan itu menarik bagi investor luar negeri karena dapat menekan biaya produksi, namun di sisi lain kesejahteraan pekerja Indonesia sangat memprihatinkan. Keadaan demikian antara lain terlihat dalam data tahun 1986 menunjukkan bahwa upah rata-rata pekerja di Indonesia lebih rendah 35 kali lipat dari pada upah pekerja di negara Jepang, Jerman Barat dan Inggris atau dua kali lebih rendah dari Filipina (Poot dalam Wie, 1996 ; 267). Data lain dari Morgan Stanley Research pada tahun 1991, Indonesia menempati ranking ke 37 dari 38 negara yang diteliti dengan upah rata-rata US$ 0.22 per jam, satu tingkat di atas Rusia yang menempati peringkat terakhir dengan US$0.03 per jam (Herlina, 1997). Demikian pula produktivitas kerja yang diperlihatkan dalam bentuk nilai tambah per pekerja masih ketinggalan dari negara-negara lain.
Selain mempunyai masalah dengan nilai tambah dan produktivitas, bersamaan itu pula pemogokan pekerja telah menjadi trend dalam fenomena ketenagakerjaan Indonesia. Beberapa kasus pemogokan di Kabupaten bandung lebih banyak terjadi dari pada di DKI Jakarta, walaupun konsentrasi industri garmen lebih banyak di Jakarta. Di kabupaten Bandung telah melibatkan ratusan bahkan ribuan pekerja melakukan mogok dengan berbagai tuntutan mulai kenaikan upah, uang makan, uang transport, kesepakatan kerja bersama (KKB) dan sebagainya, seperti pemogokan yang terjadi pada bulan Februari – Mei 2000 di daerah Banjaran dan Cimahi yaitu di PT.GSSA, PT.Mitra Sejati, PT.Budi Agung, PT.Tawekal Megah dan PT.Megah Dinamika (Pikiran Rakyat, 22 Pebruari, 10 dan 12 Mei 2000). Sektor pemogokan yang terbanyak pada tahun 1999 adalah industri tekstil sebesar 103 kasus, kemudian sektor perhubungan dan jasa masing-masing hanya 5 kasus (Deirektorat Persyaratan kerja-Dirjen Binawas, 1999). Maraknya unjuk rasa tersebut seiring dengan perubahan kondisi di dalam negeri sebagai akibat reformasi yang telah menjadi tuntutan masyarakat. Sangat disayangkan reformasi yang mengandung makna demokratisasi dan transparansi harus menimbulkan kerugian berupa kehilangan jam kerja, penurunan motivasi pekerja, kerusakan peralatan serta terjadinya pemutusan hubungan kerja. Sebenarnya ada apa dengan para pekerja kita…….????, apa yang harus dibenahi dari mereka……? Apakah IQ????? Apakah EQ??????? Atau apa dong…….mari kita kaji bersama-sama!!!!
Anda membutuhkan makalah tentang hal di atas? Emailkan saja ke alamat bilaramadani@gmail.com
e-one 5/ des-07 “ Buruh kerja “


[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 12 Desember 2007

KEMAMPUAN &WAKTU BELAJAR

Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, diperlukan tenaga-tenaga profesional dan memiliki motivasi serta dedikasi yang tinggi. Untuk mempersiapkan tenaga tersebut diperlukan suatu sistem pengawasan dan evaluasi kerja pegawai secara fleksibel, sistematis, terfokus dan memiliki system built in control.
Kunci keberhasilan suatu organisasi di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, bukan hanya tergantung pada lengkapnya sarana dan fasilitas kerja yang memadai, adanya aturan pekerjaan dan standar yang ditetapkan, akan tetapi yang paling utama adalah diterapkannya keseluruhan fungsi organik manajemen yang menjadi wewenang dan tanggungjawab para manajer yang bersangkutan. Contoh fungsi organik manajemen yang dimaksud adalah POAC singkatan Planing, Organizing, Actuating dan Controling (G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management).
Penerapan POAC dalam setiap proses usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan, merupakan serangkaian kegiatan para manajer untuk memikirkan the six M’s in Management yang tersedia yaitu : man, money, material, machines and equipment, methoods dan market, secara baik dalam arti tercapainya tujuan dengan lancar, efektif, efisien dan produktif. Salah satu upaya untuk melaksanakan hal tersebut yaitu dengan cara pendidikan.
Namun saat ini kondisi pendidikan di lingkungan kita sedikit memprihatinkan, kondisi seperti ini terlihat dari kegiatan pembelaran. Kita tau bahwa unsur penunjang dalam kelancaran proses pembelajaran adalah dari segi waktu. Waktu merupakan hal yang terpenting dalam alur kegiatan pendidikan. Dengan waktu yang sedikit secara otomatis proses transper dan analisis ilmu hanya sendikit. Begitu pula sebaliknya. Sehingga dengan sedikit pengetahuan yang dimiliki tentunya akan berdampak pada sedikit pula skill yang dimiliki calon pegawai.
Dampak dari kegiatan tersebut besar sekali terhadap tingkat produktivitas kerja ke depannya. Maka dari itu benahilah segi waktu dalam kegiatan pembelajaran dan pendidikan. Mau …. ?? mari kita benahi dunia kerja ini dengan dimulai dari membenahi waktu kita sendiri…!

Anda membutuhkan makalah tentang hal di atas? Emailkan saja ke alamat bilaramadani@gmail.com
e-one 3/ des- 07”Kemampuan”


[+/-] Selengkapnya...

Ada memiliki masalah dengan tugas anda?

Apa salahnya jika anda mencoba peluang ini????....